Wednesday, February 04, 2009

Kebaikan Hati di Singapore

Di Singapore aku mengalami kejadian yg mengambarkan kebaikan hati seorang manusia. Semoga semakin banyak tumbuh kebaikan di hati setiap orang di dunia ini. Orang baik dan jujur itu akan selalu ada kok di bumi ini. Aku yakin akan hal itu.

Subuh itu sekitar jam 4.00 alias jam 3.00 waktu Indonesia, aku dan acan sampai di Stasiun bus Lavender. Aku rada shock pas ngliat jamku, "Ah, can kita kecepetan sampe, pasti maya, kawan aak lum bangun tidur". Acan pun berkata padaku, "Ak, cakmano klo kito ke tempat maya be". Akhirnya aku pun sms maya, bilang padanya aku dan adikku akan ke apartemennya. Kami pun naik taksi ke Hoengleong. Selama di taksi aku dan acan selalu melihat ke argo. Sampai di apartemen maya ternyata di argo cuma 8 dolar. He..he..aku n acan senyum, ternyata kurang dari target, kan kata maya paling $10. Pas ditagih supirnya aku kaget, dia minta $13. Hah!! Kok bisa! Ampun, ternyata banyak embel lainnya. Berhubung lagi holiday kena cas $1, trus berhubung malem kena cas lembur 50% dari harga yg di argo. Ampun!!!! Tega banget. Aku cuma bisa menghela napas, dari uang $40 udah tepake nyaris separuhnya. Untungnya, alhamdulillah di KL kami sempet tukar duit dolar singapore walo cuma sedikit. Klo ga, bakal aku bayar pake rupiah or ringgit ke pak taksi itu.

Sesampai di lantai dasar apartemen, aku dan acan jelingak-jelinguk dak keruan. Mo nelp maya ga bisa. Masalahnya kami itu cuma tahu, apartemen dan bloknya doang. Ga tau lantai berapa, nomor berapa. Masya Allah, pulsa aku dan acan ga mencukupi buat nelp or sekedar sms maya. Klo kata orang palembang, gawat ni tekacip. Ternyata provider hp kami pindah ke provider s'pore dan emang tarifnya jauh lebih mahal dibanding negara laen. Aku coba sok tenang dan berpikir. Kemudian aku minta acan buat pake fasilitas call me, buat minta kawannya nelp dia, kacaunya ga bisa. Kami kedinginan di luar dan cuma bisa duduk2 di kursi luar apartemen. Aku cuma bisa berdoa moga mama nelp, tp rada ga mngkin krn ini masih pagi banget. Setelah 1 jam lebih kedinginan, akhirnya ada yg lewat, seorang bapak cleaning server. Aku pun bertanya padanya apakah ada public phone di sekitar sini. Bapak itu pun bilang klo ga ada. Aku bilang padanya klo pulsa kami habis dan sangat butuh telp utk nelp temenku yg mau menjemput kami. Dengan sigap bapak itu bilang dia akan mengambil HPnya dulu di rumah dan kami dipersilahkan untuk menggunakannya. Ga lama kemudian dia datang dgn membawa HPnya, dia menyapa kami dengan salam dulu. Aku dan acan menjawab waalaikumsalam dgn terbata. Mo gimana lagi, kami udah bener2 kedinginan di luar, mana adekku itu menahan bak, aku jadi serem liat tampangnya. Gawat acan mulai esmossi. Aku berusaha menelepon maya, tapi ga diangkat juga. Apa maya masih tidur ya, begitu yg ada dalam benakku. Sekali lagi aku minta kepada bapak yg baik hati itu untuk numpang sms, dia pun mengizinkannya. Bapak yg baik hati itu pun berbicara lagi kepada kami. Bahwa kami sebaiknya menunggu saja sambil duduk. Lebih aman klo menunggunya dekat taman. Dia bilang kalo ada apa2 bisa ke rumahnya, rumahnya di depan taman, tembok warna putih. Dia berjanji setelah dia menyelesaikan pekerjaannya, dia akan membantu kami lagi, mencarikan solusinya.

Menunggu, cuma itu yg bisa kami lakukan. Berharap temenku bakal membaca sms dan mendadak muncul di hadapan kami. Waktu terus berlalu, hari mulai terang, orang mulai menampakkan diri buat olahrag, tp ga ada kemajuan nasib kami. Aku dan acan pun memutuskan pindah duduk ke taman bermain dan arena olahraga. Di depan sana kami bertemu seorang nenek melayu yg mengajak ngobrol. Nah, klo bahasa melayu itu urusan acan, dia kan udah lumayan ahli bhs melayu, scr nyaris 2 tahun sekolah di Malay. Beliaupun menawarkan untuk membersihkan diri dan istirahat dulu di apartemennya. Aku dan acan menolaknya secara baik2. Alhamdulillah, ada ibu ini yg ngajak ngobrol, lumayan buat ngabisin waktu 1 jam. Sambil ngobrol acan selalu mondar mandir, kali aja nemu toilet katanya. Bapak yg baik hati itu bener2 membersihkan wilayah apartemen itu dgn sgt bersih, wilayah yg dibersihkan itu sungguh luas. Bapak yg hebat, padahal sudah tua.

Berpindah pindah tempat duduk itu yg aku dan acan lakukan sambil membawa tas kami. Akhirnya bapak itu menyelesaikan pekerjaannya dan dia memanggil kami. Dia menyuruh kami untuk menaruh tas kami di depan apartemennya serta untuk duduk di teras apartemennya. Dia tidak menyuruh kami untuk masuk ke apartemennya, tapi aku cukup mengerti. Dengan tampang beliau yg keturunan arab, dan berdasarkan ceritanya istrinya baru aja meninggal. Yup, sangat tidak ahsan membawa masuk orang yg bukan muhrim ke rumahnya. Melihat apartemannya di kepalaku muncul kalimat, Wah, cleaning servis di S'pore aja bisa punya apartemen. Apa kaya banget orang2 di sini ya. Kemudian dia meminta aku untuk mencoba nelp temanku lagi. Tetapi tetap aja ga diangkat. Aku menyerahkan kembali HPnya. Beliau sepertinya berusaha menelepon lagi maya. Aku dan acan saking ga ada kerjaannya ngeliat taman doang.

Lama kemudian, maya menelepon ke HPku, sekitar jam 8 lewat... Aku pun bilang kalo kami di lantai dasar, depan taman olahraga dan bermain, di depan apartemen seorang bapak. Aku melihat maya dari kejauhan, aku berusaha menghampirinya, tapi dicegah oleh bapak yg baik hati itu. Katanya biar temen kamu yg mencari. Maya pun sampai di depan apartemen bapak itu. Sepertinya baru bangun. Bapak itu sepertinya marah dan menasehati maya agar memperlakukan tamu dgn baik, ga boleh menelantarkan kami. Sebelum pergi aku dan acan mengucapkan banyak terima kasih kepada bapak cleaning servis yg baik hati tersebut.

Sepertinya bapak yg tidak kami ketahui namanya itu adalah muslim yg baik. Aku jadi teringat, sebuah hadist. Diriwayatkan oleh Abu Hurairah r.a. Rasulullah s.a.w bersabda: ....siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kiamat, maka hendaklah dia memuliakan tamunya... Klo kata guru ngajiku tamu itu membawa rezeki dan kebaikan, so jangan ditolak. Kemarahan beliau pada maya krn tidak memuliakan tamu jadi dapat dimaklumi. Yah, Sebuah pelajaran berharga..

Selama di S'pore kami, aku, acan, dan maya, keliling2 liat Merlion, orchid, masjid sultan, kampung arab de el el. Seperti biasa aku dan acan hanya belanja di satu tempat yaitu di kampung arab, kampung glam. Ini tempat belanja yg paling murah di banding China town, little India n t4 laen. Di arab street inilah maya ketinggalan belanjaannya di atas kursi. Maya baru menyadarinya setelah 1 jam kami makan. Secepat mungkin dia pergi ke tempat dia ketinggalan belanjaan, sayangnya udah ga ada lagi. Maya pun pergi ke toko tempat dia berbelanja. Ternyata belanjaannya diantarkan oleh seseorang setelah dia menemukannya tergeletak di atas kursi.

Subhanallah, S'pore tidak hanya terkenal dgn disiplinnya, orang2nya pun jujur dan baik. Andai saja di Indonesia bisa berlaku seperti muslim yg sebenarnya. Betapa indahnya negeri kita itu. Tidak sekedar terkenal dgn keramahan dan senyum warganya yg menawan, tapi juga keamanan dan kedisplinannya. Aku yakin, Insha Allah itu akan terjadi suatu saat nanti. Amin...

1 comment:

doktermaul said...

subhanallah...
jika kita selalu mendapatkan pelajaran disetiap peristiwa yang kita lalui....
semoga makin menambah keimanan...
btw...oleh2nya mana bik..hehe
canda ding...