Barusan denger berita kalo hari ini adalah hari ke-100 gempa di Sumbar. Pada tayangan TV aku melihat kembali keadaan daerah tandikek, tempat terparah terjadinya longsor akibat gempa. Aku pun jadi teringat kembali saat aku mengijakkan kaki di sana. Semua rata dengan tanah, tertimbun tumpukan tanah. Jika tidak diberitahu, mungkin aku tidak akan pernah tau kalo ada bbrp desa yg rata, jiwa-jiwa melayang tanpa jasadnya ditemukan, bersatu dengan bumi. Hanya helaan napas panjang saat aku melihat itu. Ditemani dengan bau yg asing, entah bau apa itu, mungkin jasad yang tertimbun. Suasana sedih terlihat di sana, banyak orang mencari sanak saudaranya. Penduduk yg selamat berusaha bersabar, bahkan walo hanya dia sendiri yg tersisa dari kluarga besarnya. Mereka orang2 yg luar biasa. Yakin ini telah kuasa Allah SWT dan semua pasti ada hikmahnya.
Keadaan lain di daerah pariaman bervariasi. Aku dan tim juga ke daerah kampung dalam, padang sago, lubuk alung, sintuk, padang alai. koto timur, kampung agam, maninjau. Bbrp rumah ada yg rusak ringan, tetapi banyak pula yg hancur, rubuh, hanya tersisa atapnya. Menuju daerah yg masih terisolasi dan membuka jalan untuk masuknya bantuan juga di lakukan oleh tim dompet dhuafa, tentunya selain melakukan pengobatan. Mungkin tidak banyak yg bisa dilakukan saat itu, tetapi bantuan bisa terus diberikan sampai nanti. Sampai recovery, sampai penduduk bisa menghilangkan traumanya, sampai mereka memiliki rumah dan kehidupan baru lagi. Itu semua butuh dukungan dan bantuan kita.
No comments:
Post a Comment